Wednesday 9 July 2008

Good Will Hunting; hunting will (be so) good


Kemarin, Rabu (9/7) saya membongkar-bongkar kotak koleksi film-film saya yang sudah berumur. Padahal saya pulang kerja sudah cukup larut, sekitar jam 9.30 malam (larut karena seharusnya pekerjaan saya masuk kategori pekerjaan nine to five, only in many cases happen otherwise) tapi nggak ngerti kenapa kok ada semacam tuntunan menuju ke bawah tempat tidur, ke box rotan anyaman yang lumayan berdebu itu. Padahal film-film yang baru dibeli minggu lalu juga belum khatam juga. Guess what?! ternyata saya baru sadar, disitu sebagian harta pribadi saya tersimpan. Banyak film-film yang emang gue bangeeet!! Karena emang pada dasarnya urusan beli, pilih-pilih, sampe nyimpen-nya juga emang dilakuin sendiri. Berapa jumlah pasti koleksi film didalam box itu nggak sempet saya hitung, gak penting lah!! malahan saya lebih tertarik mengingat-ingat kapan, dimana, dan gimana ceritanya saya bisa dapetin film-film itu. (anehnya) Kalo di kantor saya dikenal dengan "si Pelupa", baik untuk urusan time line kerjaan, materi-materi untuk briefing dan meeting, bahkan yang terparah urusan deadline sering terlupakan, wah payah sekali pokoknya. Tapi coba kita balik lagi ke obrolan tentang koleksi film saya, setiap keping film yang saya beli saya bisa ingat dengan tepat tanpa kurang suatu apa. Mulai dari siapa director-nya, cast-cast-nya, scenes utama didalam film itu, endingnya, sampe tetek bengek cerita dibalik film itu. Wow, saya kok bangga dengan kemampuan saya ini yah, yang saya bisa banggakan pada diri sendiri juga, hehe... sounds like phatetic?!

Coba deh, sekarang kita bongkar se-berharga apa sih koleksi film didalam brankas rotan itu. Sebelumnya, ngomong masalah film berarti ngomong juga soal selera, macam makanan favorit, pakaian & penampilan, atau milih-milih pacar. Ada yang suka masakan Padang, Thailand, atau Mexico; karena memang kesukaannya ya masakan yang spicy. Atau sebagian yang lain suka gaya penampilan retro, sedangkan sisanya lebih milih apa yang paling up to date di majalah-majalah terbitan terbaru, sama halnya milih-milih pacar juga gak beda-beda jauh, pasti milih juga kan?.

Di tumpukan paling atas, saya masih ketemu sama American Gangster, Run Fatboy Run, Michael Clayton, The Great Debaters, 300, dan kawan-kawannya itu. Satu syarat film (DVD bajakan-pen) yang saya beli itu harus punya kualitas gambar yang paling bagus. Nggak heran kalo lagi kalap di Ratu Plaza, Mangga Dua, dan beberapa ITC di Jakarta; kadang-kadang saya beli 10-15 film, yah harus dicoba tuh satu-satu, bajakan biar bajakan tetep gak mau rugi yah pokoknya?! terus kenapa saya ikut-ikutan beli yang bajakan? Coba di posting selanjutnya nanti kita obrolin bareng-bareng deh, tapi saya sama sekali nggak alergi kok beli DVD bajakan. Anyway, saya makin menggali tumpukan film lebih dalam lagi. Beberapa kali saya Hang sesaat, gimana nggak coba?! ditangan ini saya pegang Malena, Bridget Jones Diary 1 & 2, American Beauty, Great Expectation, Pulp Fiction, Russian Dolls, Irreverseable, Trainspotting, Natural Born Killer, Perfume, Pleasantville, 24Hour Party People, Borat, Taxi Driver, Schindler List, Unfaithfull, Wicker Park, Enemy At The Gates, Boys Don't Cry, Freedom Writers, Grease 1 & 2, Mystic River, Crash, Saving Private Ryan, waduh masih banyak sekali yang lainnya; dan saya ingat semua hal yang berhubungan dengan film-film itu, tentunya sejauh yang saya tahu.

Jarum jam dinding mengarah tepat 10.17 malam sekarang, jadi sekitar 45 menit lebih kurang saya dibuai ke alam lain, alam memori yang sudah lewat tapi kenangannya pasti terus terawat disini (telunjuk mengarah ke arah kening). Aneh, satu hal ini yang rasanya sih cukup aneh, seperti cerita saya tadi ada banyak sekali film yang saya genggam, saya bolak-balik cover-nya, saya baca sinopsisnya sedikit dibagian belakang sekaligus credit title-nya juga, satu per satu! Tapi apa boleh buat, pencarian saya berhenti juga di satu film berjudul Good Will Hunting. Semua orang pasti sudah tahu film ini, yah minimal pernah dengar kan. Ini salah satu film yang saya klasifikasi sebagai film yang gue bangeeet!

Film gue bangeeet, adalah film yang ceritanya sederhana tapi kuat, men. Real, itu dia intinya! Film yang hebat (versi saya) adalah film yang merefleksikan keadaan sekitar kita dengan dibumbui pesan-pesan dari si pembuatnya, apapun bentuk pesan yang coba ditransform dalam film itu. Bisa secara simbolis, ingat film Perfume yang memakai simbolisasi harum minyak wangi untuk memikat calon-calon korbannya?, bisa juga lewat dialog verbal yang eksplisit, seperti halnya kita tersentuh kata-kata Russel Crowe di Beatiful Mind dan Cinderella Man; atau gesture tertentu yang bisa mengantarkan pesan-pesan tadi (seperti Tom Hanks dalam Cast Away yang minim dialog tapi sarat makna). Dan, jelas tentu aja Good Will Hunting memenuhi kriteria diatas.

Ada Matt Damon (jangan ngebayangin dia pas main di trilogi Bourne), Ben Affleck (beda jauh waktu main Jersey Girl bareng Liv Taylor), Minni Driver (masih sehebat waktu main di Meet Joe Black bareng Brad Pitt), dan ini dia nih si Embah-nya aktor, Robin Williams. Betul-betul pas banget castingnya Williams sebagai seorang Shrink yang loner, nyentrik, dan sensitif; se-sensitif film ini. Gak salah juga kalo di masa-nya Good Will Hunting diganjar segunung pujian dan selusin penghargaan baik itu Oscar, Golden Globe, dan festival film bergengsi lainnya. Tapi, ada tapinya juga nih, bukan saya sok sok-an jadi kritikus, tapi saya agak ganjel aja sama ending-nya film ini, bikin nanggung dan tipikal Hollywood. Harusnya bisa dibuat sebaik American Beauty atau sedramatis Pleasantville. Overall, Good Will Hunting is one of the best motion picture i've ever witness.

Selamat membongkar koleksi film-film lama kamu, dan selamat menonton film (mau original terserah, mau bajakan juga boleh)


harismosa@yahoo.co.uk

No comments: