Tuesday 24 November 2009

Karena Rasululloh SAW. Sangat Cinta Umatnya..




Dari Muadz Bin Jabal dari Ibnu Abbas R.A:

Ketika kami sedang bersama Rasululloh SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkan aku (sebagai pembawa informasi)”.

Rasululloh SAW. bersabda: “Tahukah kalian, siapa yang memanggil?”.

Kami menjawab: “Sesungguhnya, Alloh dan Rasul-Nya yang lebih tahu”.

Beliau melanjutkan, “Itulah Iblis laknatulloh, laknat Alloh bersamanya”.

Sahabat Umar Bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya, wahai Rasululloh”.

Rasululloh SAW. menahannya, “Sabarlah wahai Umar, bukankah engkau tahu bahwa Alloh memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakanlah pintu untuknya, sebab sesungguhnya dirinya telah ditugaskan untuk hal ini. Pahamilah apa yang akan dia sampaikan, dan dengarkan, perhatikan dengan seksama..”.

Ibnu Abbas RA. Berkata, pintu lalu dibuka dan ternyata iblis laknatulloh yang berada diambang pintu itu tampak seperti seorang kakek yang satu matanya cacat. Pada janggutnya, terdapat 7 helai rambut yang menyerupai rambut kuda, diapun memiliki taring yang menyerupai taring babi hutan (celeng), adapun bibirnya tebal dan berlendir bagaikan bibir sapi.

Iblis berkata: “Salam untukmu, Muhammad.. serta salam untukmu para hadirin..!”.

Rasululloh SAW. menjawabnya: “Salam (keselamatan) hanyalah milik Alloh SWT.. Sebagai makhluk terlaknat, sebetulnya apa keperluanmu datang kemari?”.

Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, sesungguhnya kedatanganku ini bukan berdasarkan kemauanku sendiri. Melainkan karena keterpaksaan”.

“Dengan demikian, siapa yang telah memaksamu untuk melakukan hal ini?”. Rasululloh SAW melanjutkan.

“Seorang malaikat utusan Alloh mendatangiku, dan berkata demikian:

Alloh SWT memerintahkanmu untuk segera mendatangi Muhammad, dalam keadaan yang menundukkan diri. Kemudian, beritahukan Muhammad tentang cara-caramu dalam menggoda segenap umat manusia. Jawablah segala pertanyaannya dengan sejujur-jujurnya. Demi kebesaran Alloh, andaikata engkau bedusta wahai Iblis laknatulloh; walaupun hanya satu kali saja berdusta dalam memberikan jawaban, maka sesungguhnya Alloh akan menghempaskanmu sebagaimana debu yang hilang tertiup angin”. Kemudian Iblis laknatulloh pun melanjutkan.

“Oleh karena itulah, hari ini aku mendatangimu wahai Muhammad. Tanyakanlah apa saja yang hendak engkau tanyakan. Jika memang aku berdusta, aku akan dicaci-maki oleh seluruh musuh-musuhku. Karena sesungguhnya, tidak ada satupun hal yang begitu buruknya menimpaku selain cacian yang datangnya dari musuh-musuhku”.

Siapa sajakah, orang-orang yang begitu dibenci oleh Iblis?

“Baiklah jika memang begitu”. Rasululloh SAW. melanjutkan “Jika memang benar engkau akan berkata dengan jujur, siapakah manusia yang paling engkau benci?”.

Iblis pun segera menjawab: “Engkau, engkaulah orang yang sangat aku benci. Dan juga orang-orang sepertimu (pengikut setia hukum Alloh dalam ajaran para Rasul-rasul-Nya) adalah orang yang sangat aku benci”.

“Kemudian, siapakah berikutnya?”.

“pemuda yang senantiasa bertaqwa, yang senantiasa memberikan dirinya untuk mengabdi hanya kepada Alloh SWt”.

“lalu, siapa lagi?”.

“orang yang alim dan wara’ (teguh pendirian dan loyal)”.

“Siapa lagi selanjutnya?”.

“Orang yang selalu bersuci”.

“siapa lagi?”.

“Seorang fakir yang selalu sabar dan tidak pernah mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain”.

“Sesungguhnya, apa saja tanda kesabarnnya?”.

“Wahai Muhammad, jika dia tidak mengeluhkan kesusahannya selama 3 hari. Alloh lah yang akan memberikan pahala kepada orang-orang yang sabar”.

“lantas, apa lagi selanjutnya?”.

“Orang kaya yang bersyukur”.

“Bagaimana tanda-tanda kesyukurannya?”.

“Ia akan mengambil kekayaan dari tempatnya, kemudian dirinya akan mengeluarkannya juga dari tempatnya”.

Sambil mengarahkan pandangannya kepada para sahabat, Rasululloh SAW melanjutkan pertanyaannya bagi Iblis tersebut. “Menurutmu, orang seperti apa Abu Bakkar itu?”.

“Sesungguhnya, dialah orang yang tidak pernah menurutiku ketika jaman kejahiliyahan membelenggu manusia, terlebih lagi dalam masa ke-Islaman”. Iblis menjawab.

“Sedangkan, Umar Bin Khattab?”.

“Demi Alloh, setiap aku berjumpa dengannya aku pasti akan kabur (karena ketakutan)”.

“Bagaimana dengan Ustman Bin Affan?”.

“Aku segan kepada orang yang malaikat pun segan kepadanya”

“Dan, Ali Bin Abi Tholib?”

“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia dapat melepaskanku dan akupun melepaskannya. Tapi dia tidak akan mau melakukan hal itu”. (Hal ini disebabkan dzikrulloh Ali Bin Abi Tholib yang tiada pernah terputus kepada Alloh)

Amalan-amalan yang dapat menyakiti Iblis

Pertanyaan-pertanyaan pun terus mengalir yang ditujukan kepada Iblis laknatuloh. Sebagai berikut :

“Apa yang engkau rasakan jika melihat salah seorang dari umatku yang hendak menunaikan ibadah Sholat?”.

“Aku merasakan badan panas dingin dan gemetar”.

“Mengapa demikian?”.

“Sebab, setiap hamba yang bersujud satu kali kepada Alloh, dan diniatkan dengan ikhlas. Maka sesungguhnya Alloh akan mengangkat satu derajatnya lebih tinggi”.

“Jika seorang dari umatku ber-Shaum?”.

“Tubuhku rasanya seperti terikat dan terkekang dengan kuat, hingga akhirnya dia ber-Ifthar (berbuka)”.

“Jika umatku berhaji dengan ketentuan yang benar?”.

“Maka aku seakan-akan seperti orang yang gila”.

“Jika dia membaca ayat-ayat Al-Quran?”.

“Aku akan meleleh laksana sepotong timah yang dipanggang diatas api yang panas”.

“dan, jika dia bersedekah?”.

“Hal itu sama saja dengan orang tadi membelah tubuhku dengan gergaji”.

“Mengapa begitu dahsyat sedekah umatku menimpa-mu?”. Tanya Rasululloh kepada tamunya.

“Sebab, dalam sedekah terdapat 4 keuntungan sekaligus yang dapat diperoleh. Diantaranya, keberkahan dalam harta yang dimilikinya, hidupnya akan disukai oleh orang lain, kemudian sedekah yang dia kerjakan tadi dapat menjadi hijab bagi dirinya dari siksa api neraka, dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya”.

“Kemudian, apa yang dapat mematahkan pinggangmu dengan sekejap?”.

“Suara hentakan pasukan dan kuda-kuda perang yang berada di jalan Alloh”.

“Apa yang dapat melelehkan tubuh-mu hingga tak berbekas?”.

“Kesungguhan taubat, yaitu orang-orang yang sedang bertaubat”.

“Apakah yang dapat membakar hatimu?”.

“Istighfar yang dilakukan tiada henti dari siang hingga waktu malam”.

“Hal apa yang dapat mencoreng-coreng wajahmu?”.

“Sedekah yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi”.

“Apa yang dapat menusuk dan membutakan matamu?”.

“Shalat fajar dari umat-mu”.

“Apa yang dapat menghantam kepalamu dengan keras?”.

“Shalat yang dilakukan secara berjamaah dan dilakukan dengan tertib”.

“Apa yang paling menggangumu?”.

“Majelis para ulama yang tulus demi kemajuan umat Islam”.

“Bagaimana caramu makan?”.

“Dengan tangan kiri, sambil berdiri dan dengan jari-jariku”.

“Dimanakah engkau menaungi anak-anakmu ketika panas terik membakarnya”.

“Dibawah jari kuku manusia yang sengaja dipelihara (dipanjangkan)”.

Manusia yang menjadi teman setia Iblis

Kembali Rasululloh melanjutkan serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada Iblis laknatulloh yang datang bertamu ke rumah sahabat Anshor tersebut. “Siapakah kawan dekatmu, wahai Iblis laknatulloh?”.

Tanpa ragu, Iblis pun menjawabnya, “Manusia para pemakan hasil Riba”.

“Siapa saja sahabat-sahabat terdekatmu?”.

“Para pen-zina”.

“Siapa saja yang gemar engkau jadikan teman saat tidurmu?”.

“Para pemabuk, para penggemar minuman yang mengandung Khamr (alkohol dalam segala jenis minuman keras lainnya)”.

“Siapa tamu-tamu yang engkau nantikan?”. Lanjut Rasululloh SAW.

“Para pencuri, yaitu orang yang gemar mangambil apa yang bukan menjadi hak-nya (termasuk korupsi dan penipuan)”.

“Siapa orang-orang menjadi utusan-mu?”.

“Para tukang sihir (termasuk dukun-dukun yang berkawan dengan jin)”.

“Hal apa yang membuat dirimu bergembira?”.

“seseorang yang bersumpah dalam hal cerai”.

“Siapa yang menjadi kekasihmu, kaum iblis?”.

“Orang-orang yang meninggalkan sholat Jumat, dilakukan dengan sengaja tanpa ada alasan yang memperkuatnya”.

“Siapa mereka diantara kaum manusia yang paling membahagiakanmu?”.

“Orang-orang yang meninggalkan kewajibannya untuk shalat 5 waktu dengan sengaja”.

Ketidakberdayaan Iblis dihadapan orang yang ihklas

Rasululloh SAW. kemudian bersabda :

“Segala puji bagi Alloh yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu wahai Iblis laknatulloh”.

Kemudian iblis langsung menimpali sabda Rasululloh tersebut :

“Tidak, sungguh tidak benar… karena tidak akan ada kebahagiaan selama aku ditangguhkan (untuk merusak manusia) hingga hari akhir”.

Kemudian iblis pun melanjutkan pernyataan-nya : “Bagaimana mungkin engkau dapat berbahagia atas umatmu, sementara aku dapat masuk hingga kedalam aliran darah mereka, dan mereka tidak diberikan kemampuan untuk dapat melihatku”.

“Demi yang menciptakan diriku dan memberikan kesempatan bagiku hingga akhir zaman, sesungguhnya aku akan berusaha sekuat daya untuk menyesatkan mereka semuanya”.

Iblis pun melanjutkan pernyataannya. “Akan aku sesatkan baik mereka yang bodoh, atau yang pintar, baik mereka yang dapat membaca atau yang buta huruf, mereka yang durjana maupun mereka yang soleh; terkecuali bagi mereka hamba Alloh yang memiliki keikhlasan dalam hidupnya”.

“Siapa menurutmu orang yang ikhlas dalam hidup ini?”. Bertanya Rasululloh SAW kepada iblis dihadapannya.

“Tidakkah engkau tahu, wahai Muhammad… Bahwa barang siapa yang mencintai emas dan perak, maka ia bukan termasuk orang-orang yang ikhlas. Jika engkau perhatikan seseorang yang tidak menyukai dinar maupun dirham, tidak menyukai puji-pujian dan sanjungan, maka aku dapat pastikan bahwa dirinya adalah orang yang ikhlas dalam hidupnya, dan aku akan segera pergi meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan, dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia; maka sesungguhnya dia akan sangat patuh padaku”.

Barisan tentara iblis yang tugasnya menyesatkan manusia

Demikian iblis memberi tahukan kepada Rasululloh SAW. tentang sepasukan iblis yang selalu siap sedia menjauhkan manusia dari ketaatan kepada Alloh SWT.

“Tahukah kamu, Muhammad.. bahwa aku memiliki 70.000 anak. Dan dari masing-masing anakku itu memiliki 70.000 syaitan yang akan senantiasa menyesatkan manusia”.

“Sebagian dari mereka ada yang aku tugaskan untuk menggangu para ulama. Sebagian yang lain ditugaskan untuk mengganggu anak-anak muda untuk makin jauh dari Alloh, sebagian lagi aku tugaskan untuk menggangu para orang-orang yang lebih tua. Sebagian lain khusus aku tugaskan untuk mengganggu para kaum perempuan dengan segala cara, sebagian lainnya juga khusus aku tugaskan untuk menggangu mereka; para zahid”.

“Sesungguhnya aku memiliki anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada saat sebagian umat muslim yang taat shalat berjamaah. Tanpanya, maka umat manusia tidak akan pernah merasa mengantuk pada saat shalat berjamaah akan didirikan setelah iqamat diperdengarkan”.

“Selain itu, aku juga memiliki anak yang tugasnya menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan tausiyah atau ceramah keilmuan Islam yang dibawakan oleh para ulama yang lurus; sehingga mereka akan terkantuk-kantuk hingga tertidur, dan pahalanya terhapus”.

“Aku juga punya anak yang senang berada di lidah-lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada sesama-nya, dengan demikian 99% pahalanya akan terhapus dan dirinya hanya akan mendapat kesia-siaan”.

“Pada setiap seorang perempuan yang sedang berjalan, maka anak-anakku dan segolongan syaitan yang lain akan duduk dipinggul, di-dadanya dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya”.

Kaum Syaitan akan berkata, “keluarkan tanganmu!”. Lalu segolongan manusia menurutinya, mengeluarkan tangannya, lalu syaitan pun menghiasi kuku-kukunya.

“Mereka, anak-anakku selalu menyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi yang lain, dari satu pintu ke pintu yang lainnya; tujuannya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari ke-ikhlasan mereka”.

Dengan bangga Iblis merendahkan suaranya, dan berkata, “Akhirnya mereka akan menyembah Alloh tanpa didasari rasa ke-ikhlasan, namun manusia tersebut tetap tidak merasakan hal itu”.

“Tahukah kamu Muhammad, bahwa ada rahib yang telah beribadah kepada Alloh selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya dapat sembuh dengan seketika. Maka aku terus-menerus menggoda-nya hingga dia melakukan perbuatan zina, membunuh, dan akhirnya kufur”.

Cara-cara Iblis menggoda Manusia

Perbincangan antara Rasululloh SAW. bersama para sahabat, dengan Iblis yang sedang ditugaskan untuk mendatangi majelis tersebut terus berlanjut. Kemudian Iblis pun bersedia membeberkan, bagaimana cara-cara yang ditempuh oleh Iblis laknatulloh untuk menggangu kaimanan umat manusia.

“Tahukah kau Muhammad, bahwa dusta berasal dariku. Karena akulah makhluk pertama yang berdusta”. Iblis pun melanjutkan.

“Para pendusta adalah sahabat terbaikku, barangsiapa bersumpah dengan berdusta, maka ia aku jadikan sebagai kekasihku”.

“Tahukahkah kau wahai Muhammad, bahwa aku bersumpah kepada Adam dan Hawa; dengan nama Alloh bahwa aku seakan-akan benar-benar menasehatinya”.

“Sumpah dusta tidak lain adalah kegemaranku!”.

Ghibah (bergunjing/ bergosip) dan Namimah (mengadu domba) adalah kesenanganku!”.

“Dan, kesaksian palsu adalah kegembiraanku!”.

Bagi orang-orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya, maka ia berada dibibir jurang dosa; walaupun hanya sekali dan walaupun dirinya benar. Sebab, barang siapa yang membiasakan dirinya dengan kata-kata cerai, maka isterinya menjadi haram baginya. Kemudian, dia akan beranak-cucu hingga hari kiamat kelak. Pada akhirnya, anak-anak keturunannya akan saling berzina tanpa mereka sadari. Dengan demikian, hubungan mereka menjadi haram. Segala malapetaka ini diawali dari mudahnya mengatakan kata “ CERAI ”.

“Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara umatmu itu banyak yang suka mengulur-ulur waktu shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, maka aku tempelkan bibirku ke telinga-nya; aku bisikan padanya bahwa waktu shalat masih tersisa lama lagi, dirinya masih dalam keadaan sibuk, lalu dia kan terus menunda-nundanya hingga waktu shalat dengan segala keutamaannya akan lewat. Akhirnya dia akan menunaikan shalat diluar waktunya, maka sesungguhnya pada hari perhitungan kelak; ibadah shalat mereka itu akan dipukulkan ke-mukanya”.

“Jika umat manusisa berhasil mengalahkanku, maka akan aku biarkan dirinya shalat. Namun kemudian, akan senantiasa aku bisikan tepat ditelinga-nya : ‘lihatlah ke kiri dan kanan-mu’, dan ia pun akan menoleh kian kemari. Pada saat itu pula akan aku usap dengan tanganku dan kuciumi keningnya; serta aku katakana bahwa shalat-nya tidak sempurna, shalatnya tidak sempurna; dirinya pun akan ragu-ragu dalam shalatnya termasuk bilangan rakaat, maupun surat dan doa yang diucapkan”.

“Bukankah engkau tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang dalam shalatnya banyak menoleh; mereka akan dipukul”.

“Jika manusia melakukan shalat secara munfarid (sendirian), maka akan aku suruh dirinya untuk bergegas-gegas, sehingga ia pun akan shalat layaknya seekor ayam yang mematuk-matuk beras dihamparan tanah”.

“Dan jika memang dia berhasil mengalahkanku, maka dirinya akan shalat secara bersama-sama (berjamaah). Akan aku ikatkan tali ke lehernya, hingga dia mengangkat kepalanya sebelum imam dan meletakkan-nya sebelum sang imam melakukan hal itu”.

“Engkau pun tahu, wahai Muhammad bahwa dengan berlaku seperti itu makan batal-lah shalatnya dan wajahnya akan berubah layaknya wajah keledai”.

“Dan, jika memang dirinya berhasil pula mengalahkanku; akan aku tutup lubang hidungnya hingga akhirnya dia akan menguap dalam shalatnya. Jika dia tidak dengan sekuat tenaga untuk menutupnya, atau menutupnya dengan tangan kiri-nya; maka se-pasukan syaitan akan masuk kedalam dirinya, hingga menjadikan dirinya makin serakah dan gila akan kenikmatan dunia yang sekedar fana sifatnya”.

“Dengan demikian, mereka akan semakin taat kepadaku”. Cetus setan dengan nada suara bangga.

“Wahai Muhammad, uswatun khasanah. Sebetulnya, kebahagiaan apa untukmu? Sedangkan aku senantiasa membisikan para kaum miskin; aku perintahkan mereka agar meninggalkan shalatnya. Aku katakan pada mereka ‘tidaklah wajib bagi dirimu untuk shalat, karena shalat itu hanya diwajibkan bagi mereka yang berkecukupan hidupnya dan berbadan sehat. Sedangkan orang yang miskin dan sakit-sakitan seperti dirimu tidak diwajibkan untuk shalat, andai saja kehidupanmu berubah, nasibmu berputar dan berubah lebih baik maka barulah engkau jalankan perintah shalat itu’. Dan sebagian umat manusia yang miskin dan tidak beriman akan mengikuti bisikanku itu”.

Bagi orang macam itu, maka ia akan mati dalam kekafiran yang nyata. Jika dirinya mati sambil meninggalkan perintah shalat, maka Alloh akan menjumpainya dalam kemurkaan.

“Wahai Muhammad, sungguh jika aku berdusta padamu tentang hal ini maka Alloh akan menyapuku menjadi debu yang berterbangan ditiup angin”.

Wahai Muhammad, kekasih Alloh.. Apakah kau akan bergembira dengan umatmu, padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari Din Islam, ajaran Islam kebenaran?!”.

Sepuluh permintaan Kaum Iblis kepada Aloh SWT

Ketegaran Rasululloh SAW. sungguh sedang diuji dihadapan tamunya ini, Iblis laknatulloh. Menyadari bahwa umatnya yang begitu dicintainya akan senantiasa diintai oleh godaan bertubi-tubi dari pasukan Iblis yang akan menyesatkan umat manusia dari keimanan hingga datang hari kiamat kelak. Kemudian, Rasululloh SAW. pun melanjutkan pertanyaan-nya, untuk dijadikan pelajaran bagi para sahabat yang hadir dan seluruh umat Islam yang istiqomah mematuhi ajaran Islam yang lurus dan senantiasa mewaspadai segala bentuk godaan Iblis hingga akhir zaman. Berikut pertanyaan Rasululloh SAW. kepada Iblis.

“Berapa banyak perkara yang engkau pinta dari Allohu Robbul’alamin?”.

“Ada Sepuluh macam perkara!”.

“Sebutkan padaku satu per satu dengan jelas”. Perintah Rasululloh kepada Iblis.

“Aku minta agar Alloh membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Alloh pun mengizinkan. Dan Alloh berfirman ‘Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak, dan janjikanlah mereka; tidaklah janji syaitan itu kecuali tipuan’ (QS. Al-Isra: 64)”.

Iblis melanjutkan, “(adalah) Harta yang tidak dizakatkan, maka akan aku makan darinya. Aku juga akan makan dari makanan yang haram dan yang bercampur dengan Riba, dan aku juga akan makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Alloh (basmalah)”.

“Akupun meminta agar Alloh membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istri-istri mereka yang dilakukan tanpa mengharapkan perlindungan dari nama Alloh; dengan demikian syaitan akan ikut bersamanya dan anak-anak yang dilahirkan pun akan cenderung pada kepatuhan kepada godaan syaitan”.

“Aku mintakan kepada Alloh, agar aku dapat ikut bersama-sama dengan orang yang berkendara dengan bukan untuk tujuan yang halal. Seungguhnya di dalam kendaraan itu hatinya tidaklah tenang, karena maksiat yang akan mereka perbuat. Namun, belaianku akan membawanya makin mendekati pada kemaksiatan itu. Kecuali bagi mereka yang beristighfar dan berpaling dari niat buruk mereka itu”.

“Aku minta kepada Alloh untuk menjadikan kamar mandi sebagai rumah kesayanganku”.

“Aku minta kepada Alloh agar pasar-pasar (mall dan tempat hiburan lainnya) sebagai masjidku”.

“Aku minta agar Alloh menjadikan syair-syair (lagu maupun puisi picisan) sebagai Quran-ku”.

“Aku minta agar Alloh menjadikan para pemabuk sebagai teman-teman tidurku”.

“Aku mintakan kepada Alloh agar memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat (membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak berguna) sebagai saudara-saudara karibku”.

Alloh berfirman, “Orang-orang boros adalah saudara-saudara syaitan” (QS. Al-Isra: 27).

“Wahai Muhammad, aku minta agar Alloh membuatku bisa melihat kaum manusia sedangkan mereka tidak dapat melihatku; dan Alloh mengabulkannya”.

“Dan aku meminta agar Alloh memberikanku kemampuan untuk dapat mengalir didalam aliran darah manusia, dan Alloh pun mengabulkan”.

Alloh menjawab “Silahkan”. “Dan aku bangga akan hal ini hingga hari kiamat kelak. Karena sebagian besar manusia akan bersamaku pada hari kiamat kelak”.

Iblis berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun; aku hanyalah dapat membisikan dan menggoda manusia”.

Karena jika memang aku bisa menyesatkan mereka, maka tidak akan aku sisakan seorangpun untuk berpaling dari Dinulloh (ajaran Islam) yang benar”.

Sebagaimana dirimu pula, Muhammad. Sedikitpun engkau tidak mampu mengkaruniakan hidayah pada seseorang pun, sedangkan engkau hanya seorang Rasul yang bertugas menyampaikan Amanah Alloh”.

Karena memang jika benar engkau mampu memberikan hidayah itu, maka tak akan kita dapati seorangpun yang kafir dari ajaran Islam yang benar; karena sesungguhnya begitu besar cinta-mu kepada seluruh umat-mu”.

Sedangkan engkau hanya dapat menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara”.

“Orang-orang yang berbahagia adalah orang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditentukan dan ditulis untuk sengsara semenjak dalam kandungan ibunya pula”.

Kemudian, Rasululloh SAW. lalu membacakan sebuah ayat, “Mereka akan terus berselisih, kecuali orang yang dirahmati oleh Alloh SWT” (QS. Hud: 118-119). Dan kemudian, ia pun membacakan, “Sesungguhnya ketentuan Alloh pasti berlaku” (QS. Al-Ahzab: 38).

Kemudian iblis pun berkata, “Wahai Rasululloh, sungguh takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha suci Alloh yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul sebelum dirimu, pemimpin penduduk Adn’ –surga yang abadi; dan yang telah menjadikanku pemimpin makhluk-makhluk yang celaka, dan pemimpin penduduk neraka. Akulah si celaka yang terusir, ini adalah akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu wahai Habibulloh, dan sungguh tiada dusta dalam jawaban yang telah aku berikan”.