Thursday 11 June 2009

Suku Hmong, Perspektif Cinta, Sex & Local Wishdom..


Lumayan lama gue punya kegemaran nonton documentary film di National Geographic Channel. Ada banyak pengetahuan dan cerita, tentang banyak hal. Bonusnya, pengetahuan itu semua disajikan lewat media audio visual yang digarap super serius; jadi hasilnya pasti juara banget!

Satu waktu gue nonton film dokumenter di NatGeo yang isinya tentang ritual khusus 'perayaan cinta' suku Hmong yang menghuni wilayah pedalaman utara Vietnam yang berlansekap pegunungan dan berbatasan langsung dengan China. Banyak dari suku-suku penghuni wilayah pegunungan ini yang hidupnya mengasing jauh kedalam, terpisah jarak antara gunung yang satu dengan lainnya. Kehidupan mereka terbilang sangat subsisten (basic needs) dan sangat sederhana. Bisa disamakan dengan suku Badui di daerah Ciboleger, Banten atau bahkan suku Dani di Lembah Baliem, Papua.

Selayaknya suku yang terpencil, kehidupan mereka sangat minim inovasi dengan segala prosedur tingkah-laku yang diatur berdasar kepada tradisi serta kebiasaan leluhur. Selain cara bercocok tanam dan berladang, kehidupan pernikahan pun terikat erat dengan tradisi kebiasaan leluhur mereka. Walaupun tradisi mereka tidak melarang untuk memilih pasangan hidup, namun perjodohan antar keluarga menjadi tata-cara yang sangat jamak dipilih sebagai ketentuan nasib seorang anggota suku Hmong yang dianggap mencapai usia yang cukup. Bagi mereka yang diperjodohkan, tetap menempatkan pernikahan mereka sebagai lembaga yang sakral dan suci; kesetiaan merupakan pondasi dasar pernikahan mereka. Ketidaksetiaan dalam pernikahan merupakan 'dosa' terbesar yang sulit termaafkan. Seperti hubungan sex diluar pernikahan dan dilakukan setelah menikah, pelakunya akan diancam ganjaran hukuman yang lebih keras dibandingkan dosa melakukan pembunuhan. Poligami tidak dikenal dalam hukum hidup suku Hmong. Pernikahan dilakukan satu kali seumur hidup, dengan satu orang yang sama kecuali pasangan mereka meninggal. Angka perceraian pun hampir nol.

Namun ada satu tradisi otentik yang membuat suku Hmong unik, berbeda, dan istimewa dibandingkan suku-suku lain dari segala penjuru dunia ini, adalah Love Market Tradition. Love Market Tradition (Tradisi Pasar Cinta) diadakan cukup satu hari dalam setahun. dan, bagaimana tradisi perayaan ini menjadi begitu istimewa?

Tradisi ini adalah satu tradisi yang ditunggu kehadirannya setiap tahun, diikuti oleh seluruh suku-suku Hmong yang terpisah jarak antara jajaran gunung yang sangat berjauhan. Pesertanya pun terdiri dari berbagai usia mulai remaja, dewasa, bahkan usia paruh baya hingga senja. Baik yang sudah menikah maupun masih lajang. "Tradisi Pasar Cinta" adalah satu hari dimana hukum kesetiaan pernikahan dan larangan berhubungan sex diluar ikatan pernikahan ditinggalkan selama sehari-semalam. Pada perayaan ini, setiap orang memiliki kebebasan memilih pasangan one night stand-nya dengan bebas. Tapi jangan buru-buru menyangka tradisi ini dilakukan layaknya pesta orgy (pesta sex) yang liar. Tradisi ini dilakukan dengan unsur tata krama adat yang dihormati.

Tradisi Pasar Cinta dimulai pada hari pertama pergantian tahun berdasarkan penanggalan suku Hmong, atau tepat setiap 365 hari sekali. Perayaan dimulai pada pagi hari, dimana seluruh anggota suku Hmong yang terpisah antar gunung berduyun-duyun menuju desa Khau Vai sebagai tempat diadakannya tradisi love market ini. Dengan pakaian adat khas yang colorful sebagai pakaian terbaik yang mereka miliki, orang Hmong mencapai tempat acara setelah melakukan perjalanan berjam-jam bahkan hingga berhari-hari. Sebagaian menggunakan motor, namun jauh lebih banyak yang berjalan kaki mengingat medan perjalanan yang bergunung-gunung.

Di tempat ini layaknya pasar yang dibuka setahun sekali, ada banyak barang-barang kebutuhan yang dijajakan dan umumnya masih menggunakan sistem barter untuk transaksi. Selain itu, Love Market Tradition juga belum lengkap tanpa arak beras yang khas buatan 'orang Hmong'. Ada tarian-tarian, pertunjukkan musik, atau sekedar pertemuan kerabat yang terpisah selama bertahun-tahun. Menjelang malam Love Market makin meriah, karena inilah saat terakhir bagi mereka untuk mendapatkan 'pasangan tidur semalam'. Arak semakin banyak dituangkan ke gelas-gelas kosong, menumbuhkan rasa percaya diri dan kepribadian mereka yang selama setahun terpendam. Bagi usia remaja yang bertujuan mencari jodoh, si laki-laki akan merebut barang-barang perempuan sebagai simbol dirinya menaruh minat para perempuan itu; barang yang diambil dapat berupa penutup kepala, tas, selendang, atau benda apapun yang dipakai perempuan tadi. Jika si perempuan juga berminat, maka benda miliknya tidak akan diminta kembali dan malam itu akan mereka habiskan bersama. Pada umumnya juga pernikahan pada suku Hmong terjadi jika si perempuan hamil, dan si laki-laki akan datang melamar.

Sedangkan pada peserta perayaan yang usia-nya lebih tua dan telah menikah, tidak ada acara saling mengambil barang sebagaimana usia remaja melakukannya. Mereka cukup berpandangan, kemudian pihak laki-laki berinisiatif menghampiri, dan si perempuan akan menyuguhkan arak sebagai tanda persetujuan; kemudian malam pun akan mereka habiskan bersama. Sebagian hubungan one night stand ini mereka lakukan tanpa saling mengenal sebelumnya, namun sebagian yang lain dilakukan oleh para mantan kekasih mereka yang tidak ditakdirkan berjodoh karena hukum perjodohan pada suku mereka. Kesetiaan pernikahan akan hilang cukup dalam jangka waktu satu malam. Karena setelah perayaan 'Pasar Cinta' berakhir keesokan harinya, kehidupan mereka akan kembali sebagaimana semula. Suami yang bertanggung jawab menjadi pelindung keluarga dan istri yang akan setia memegang teguh norma pernikahan yang kuat berdasarkan hukum tradisi suku mereka.

Heran? mungkin sebagian dari kita akan berpikiran demikian. Tapi, bagi saya perayaan Love Market ini membuat saya Amaze. Bagaimana hukum kesetiaan dalam pernikahan sangatlah kuat, tanpa mengenal istilah perselingkuhan, perceraian atau bahkan poligami. Namun mereka menciptakan tradisi yang sangat kontradiktif, dan secara bersamaan begitu permisif; luar biasa. Jika dikonversi dalam peribahasa akan terdengar 'Kemarau selama setahun, dibayar dengan hujan sehari'. Kapan ya saya bisa pergi berkunjung ke Vietnam, khususnya ke desa Khau Vai untuk menyaksikan Love Market of Hmong Tribe..


No comments: