Saturday 4 April 2009

Melawai Masa Sekarang dan Jelajah Kuliner Jakarta


Melawai dan Sisa-sisa Kejayaan Era New Wave..
Bagi siapapun yang hidup dan besar pada masa 80-an tentu kenal betul dengan daerah Melawai, Jakarta Selatan. Karena pada masa-nya, Melawai diibaratkan sebagai 'hulu-ledak' dari simbol pergaulan anak Jakarta. Iya, memang daerah Melawai menjadi daerah primadona anak muda 80-an dalam hal pergaulan; atau jaman sekarang sering disebut dengan tempat 'eksis'. Daerah Melawai bak ajang eksistensi diri, dan akan sangat jamak ditemui sekumpulan anak muda yang sedang kumpul-kumpul sambil 'mejeng' di-depan mobilnya. Kata-kata semacam "Gile ciiing.."atau "Bo'il Baru Gua Nih.." juga akan sering kita temui.Pamor Melawai bahkan sama pentingnya dengan istilah "anak Menteng" pada medio 70-an silam.

Sejurus dengan penuturan dari cerita Om-om dan Tante-tante saya sendiri, sebagai aktor pelaku dari masa kejayaan Melawai, bahwa daerah Melawai dan sekitarnya memang dijadikan sebagai tongkrongan favorit muda-mudi 80-an untuk JJS (jalan-jalan sore). Atau, disekitaran Melawai juga dapat ditemukan pertunjukkan spontan dari anak-anak muda yang asik menari 'break dance' atau 'tari kejang' di pinggiran jalan Melawai. Pilihan musik yang menjadi playlist tetap diantaranya lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Lionel Richie, Michael Jakson, Stevie Wonder, TOTO, dan sebagainya. Anak-anak muda-nya sendiri memiliki gaya penampilan yang identik satu dengan yang lain, dan bukan anak gaul 80-an namanya kalo melewatkan item-item fashion berikut ini. Diantaranya kacamata aviator Ray Ben, celana jeans Baggy dan legging, kemeja gombrong, sepatu Adidas putih model samba, hingga head ban berwarna mencolok. So, jangan terlalu bangga dulu anak muda generasi sekarang yang merasa mereka-lah sebagai pemangku trend fashion terbaik. Untuk memudahkan gambaran kita bagaimana sosok anak muda pergaulan Melawai tahun 80-an, bisa kita mengambil film 'Catatan Si Boy' sebagai referensi utama-nya.

Kembali ke Melawai hari ini. Setelah jarak belasan tahun berselang hingga sekarang, kita akan mendapati jajaran bangunan baru berupa kantor, restoran, dan toko yang makin bertambah padat; belum lagi ditambah dengan kesemrawutan jalan raya-nya. Diluar hal itu, daerah Melawai nyaris tidak mengalami perubahan yang signifikan. Plaza Melawai sendiri yang menjadi poros utama, sama sekali tidak mengalami perubahan bentuk yang berarti. Gedungnya tampak kotor dan kusam berkarat disana-sini. Tepat didepan Plaza Melawai dihiasi deretan Bajaj dan Metro Mini yang nge-tem sembarangan untuk menunggu para calon penumpang. Sedangkan pada bagian dalam-nya, suasana Plaza Melawai yang sumpek dan panas menjadi ciri khas utama. Tempat parkir yang becek dan kurang tertata baik masih akan kita jumpai, lorong-lorong kecil yang menjadi jalur penghubung antar blok juga belum berubah, dan pedagang kaki lima menjadi pelengkap identitas Melawai sekarang.

Makan di Daerah Melawai, Dari yang Grossy Sampai Fancy..
Daya tarik Melawai saat ini, selain tempat belanja perhiasan emas dan berlian, dan fashion item 'aspal'; pastinya juga menawarkan segudang pilihan tempat makan yang berselera. Mulai dari kelas kaki lima hingga kelas internasional yang eksklusif. Daerah Melawai sendiri menjadi surga bagi para penikmat Sushi dan Sashimi. Orang bilang, belum makan Sushi beneran kalo belum makan di restoran Jepang daerah Melawai. Umumnya restoran-restoran Jepang dan Korea yang berada di kawasan Melawai sangat tertutup dan eksklusif. Tempat-tempat ini menjadi pilihan utama para ekspatriat dari daerah Asia Timur seperti Korea, Jepang, Taiwan dan China. Malah konon kabar-nya, di dalam restoran-restoran dengan pengunjung kaum terbatas di daerah Melawai ini menjadi tempat pertunjukan tarian tradisonal Jepang dilengkapi dengan para Geisha yang sebagian langsung didatangkan dari negara matahari terbit itu. Kabar terbaru yang saya dapatkan, malahan salah satu restoran Jepang disini memiliki chef ahli yang mampu mengolah dan menyajikan menu ikan Fugu yang terkenal itu, wow sensasional..!!

Bagi saya tempat favorit untuk makan di daerah Melawai adalah Bakmi GM (Gajah Mada). Sebelum muncul waralaba-nya di mal-mal seputaran Jakarta, hanya disini dan jalan Gajah Mada saja bisa kita temukan restoran bakmie yang terkenal ini. Lokasinya tepat berada diseberang Plaza Melawai, tepatnya di lantai 2 & 3 gedung itu. Dijamin, dengan dekorasi ruangan yang tidak dirubah maka nostalgia kita dengan masa kecil dulu (hehe..) akan terobati.

Ada banyak pilihan tentu saja untuk makan di daerah Melawai selain bakmie GM tadi, tapi saya tidak akan menuliskan semuanya. Sekarang mari kita beranjak ke makanan khas kaki lima di daerah Melawai. Selain pilihan Sop Kaki Sapi, Mie Ayam Bangka, sajian Ular Kobra, Chinese Food, beragam menu Soto yang semuanya terhampar dalam lapak-lapak nomaden beratap terpal; saya tertarik untuk menceritakan satu menu makanan yang sangat mungkin belum banyak orang akrab mendengar-nya, yaitu Soto Ranjau. Memakan makanan ini mengingatkan saya pada salah satu acara kuliner "Bizarre Food" di Discovery Travel & Living. Acara itu khusus meliput petualangan kuliner ke berbagai negara yang memburu makanan yang masuk kategori makanan aneh. Diantara beberapa episode yang pernah saya tonton antara lain Kalajengking Goreng Mentega dan Ular Saus Asam di Vietnam, Sate Kadal dan Biawak di China, Telur Embrio Bebek di Philipina, dan seterusnya. Walaupun Soto Ranjau yang akan saya ceritakan ini tidak se-ekstrem makanan-makanan yang diceritakan diatas.

Soto Ranjau pada dasarnya adalah Soto Ayam pada umumnya. Kuahnya sendiri bening, mengandung kaldu ayam yang tidak terlalu kental. Namun, perbedaan mendasarnya terletak pada isi dari Soto-nya. Jika Soto Ayam disajikan bersama Mie bihun dan so'un dan suir-suir ayam yang teriris rapih, maka Soto Ranjau berisikan sisa proses penyuiran daging ayam yang digunakan sebelumnya untuk Soto Ayam tersebut. Seperti ceker, kepala, leher, tulang dada ayam, tulang paha atas, dan buntut ayam. Untuk sebagian orang mungkin potongan-potongan ayam diatas tadi adalah bagian yang hilang saat disajikan; tapi berlaku sebaliknya untuk hidangan Soto Ranjau.

Mengisi Perut di Pasar Mayestik..
Jika makan di daerah Melawai sudah tamat kita jelajahi, satu tempat lain yang pantang untuk dilewatkan disekitar Jakarta; yaitu Pasar Mayestik. Sebuah situs belanja yang tetap berkibar keberadaan-nya hingga sekarang. Sebelum mal-mal yang modern secara masif berjamur di Jakarta pada awal 90-an, Pasar Mayestik merupakan tempat belanja bagi orang-orang berduit di-masa-nya. Pasar Mayestik yang berlokasi di bilangan Jakarta Selatan ini terbilang sangat strategis. Pasar Mayestik dijepit oleh daerah-daerah penting Jakarta. Sebelah timur-nya adalah kawasan Kebayoran Baru yang merupakan salah satu daerah pemukiman elit di Jakarta, sebelah utara adalah daerah Simprug (juga kawasan elit) dan Senayan. Sedangkan wilayah selatan mencakup daerah Radio Dalam dan Blok M; menjadikan Pasar Mayestik sangat mudah di-akses dari mana saja. Daya tarik utama dari Pasar Mayestik adalah deretan toko bahan dengan kualitas pilihan. Memang ada Pasar Baru di daerah Kota sebagai pilihan tempat berbelanja bahan yang mayoritas dikuasai oleh pedagang keturunan India, atau Pasar Tanah Abang di daerah Jakarta Pusat. Akan tetapi, Pasar Mayestik seakan memiliki daya magis tersendiri bagi para pelanggan-nya untuk kembali datang dan datang lagi.

Sedangkan bagi saya, Mayestik adalah tempat dimana cita rasa pilihan makanan dan jajanan pasar yang hebat bisa kita temukan. Memang pilihan makanan yang ditawarkan disini sama sekali nggak asing dan mungkin mudah dijumpai di tempat lain. Tapi soal rasa, beragam makanan di Pasar Mayestik sangat pantas diadu. Jika suatu waktu punya kesempatan mampir ke Pasar Mayestik, jangan lupa untuk mampir makan di sepanjang deretan koridor Esa Genangku hingga toko sepatu Bata. Disanalah tempat jajanan terlengkap dan terenak yang ada di Jakarta. Beragam menu pilihan seperti siomay, bakso, sate ayam, sate padang, mie ayam, soto mie, dan lain-lain bisa kita temukan. Bagi Anda yang ingin membawa oleh-oleh makanan untuk dibawa pulang, beragam jajanan pasar pun tersebar di segala penjuru pasar seperti kue rangi, kue pancong, kue cubit, kue tetek, kue pukis, panada, cakwe, harum manis, otak-otak, kerak telor, rujak ulek, rujak gohok, rujak serut, es cendol, es cincau, es durian, es sekoteng bandung, dan masih banyak lagi.

Memang ada berbagai tempat makanan dan jajanan lain seperti Jalan Sabang, Matraman, bioskop Megaria, Menteng Plaza, Jalan Roxy, Lapangan Blok S, Jalan Kemang, Jalan Pati Unus atau roti bakar Edi Masjid Al-Azhar Kebayoran Baru, dan lain sebagainya. Tapi nuansa nostalgia yang disuguhkan Melawai dan Pasar Mayestik memiliki nilai lebih yang sulit dicarikan penggantinya. Selamat menjelajahi beragam tempat makan menarik khas yang tersebar di daerah Jakarta.. salam Mak Nyuss! ^_^